Macam-macam
Kesenian Betawi





Sifat campur-aduk dalam dialek
Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil
perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain
di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang
Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok,
tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu
dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang
ke-Belanda-an.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum
berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin
antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Berbagai kesenian tradisional Betawi dapat berkembang dan digemari oleh
masyarakat luas, bukan hanya masyarakat Betawi.
Kesenian Betawi tersebut antara lain :
1. Lenong
2. Topeng Blantik.
3. Tari Topeng,
4. Ondel-ondel,
5. Tari Ronggeng Topeng
6. dan lain-lain
Seni suara dan seni musiknya adalah :
1. Sambrah,
2. Rebana, marawis
3. Gambang kromong,
4. Tanjidor dan sejenisnya
Salah
satunya yaitu Marawis :
MARAWIS UMMU ZAHRA
Jakarta
15 Oktober , Negara kita adalah negara yang terdiri dari berbagai macam unsur
budaya , bahasa dan kesenian yang melebur menjadi satu di dalam kesatuan Negara
Indonesia. Dan sebagian besar budaya yang ada dan berkembang di Indonesia
adalah hasil akulturasi dari berbagai negara yang menjadikan Indonesia lebih
kaya akan kesenian nya. Salah satu nya adalah kebudayaan Betawi. Betawi atau
juga Batavia lebih dikenal sekarang sebagai Ibu Kota negara kita yaitu Jakarta.
Di
artikel ini , mari kita membahas salah satu unsur kesenian dari tanah Betawi
yaitu Marawis. Marawis sendiri juga merupakan salah satu kesenian dari Timur
Tengah yang juga dimiliki dan di kembangkan di tanah Betawi oleh orang – orang
Betawi yang juga masih memiliki keturunan dari Timur Tengah, itulah mengapa
unsur Timur Tengah begitu kental di budaya Betawi , karena peleburan budaya
yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Selain berkesenian Marawis juga
digunakan untuk mensyiarkan ajaran agama Islam di jaman dahulu, namun di jaman
sekarang Marawis melebur menggabungkan kedua unsurnya. Dalam berbagai
kesempatan di acara adat Betawi , entah itu pernikahan, sunatan atau acara yang
memiliki unsur keagamaan di dalamnya dengan mudah kita akan menjumpai para
pemain Marawis,
hingga hari ini , di jaman modern ini adat istiadat masih dipegang teguh oleh
masyarakat Betawi dimanapun. Marawis sendiri terdiri adas empat unsur alat
musik , yaitu Hajir yang berupa gendang besar yang berdiameter 45cm dan tinggi
60 – 70 cm , lalu ada pula Dumbuk atau Jimbe gendang berbentuk seperti dandang
dan memiliki perbedaan diameter di kedua sisi nya , lalu Marawis yaitu gendang
kecil yg berdiameter sekitar 20cm dan paling banyak di mainkan oleh anggota
group, dan yang terakhir adalah Balqis sejenis kecrekan yang memeriahkan musik
Marawis kala dimainkan. Di Marawis sendiri terdiri dari beberapa jenis musik
yang biasa di mainkan yaitu Zapin , Sarah dan Zahefah. Kegunaan tiap – tiap
jenis musik pun berbeda, untuk musik Zapin lebih memiliki unsur kegembiraan di
dalam nya, juga digunakan untuk mengiringi Shalawat yang ditujukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Musik dan tempo Zapin juga tidak terlalu menghentak hingga
terdengar indah dan lembut. Unsur musik Sarah digunakan untuk acara pernikahan
saja. Dan yang terakhir adalah Zahefah lebih digunakan untuk majlis – majlis
yang di adakan oleh berbagai kalangan. Musik yang dimainkan oleh group yang
beranggotakan minimal 10 org ini dan tiap – tiap orang memainkan alat musik
satu dan bernyanyi ini ada untuk membangkitkan semangat bagi orang – orang yang
hadir di acara tertentu. Biasanya Marawis dimainkan oleh kaum laki – laki
dengan menggunakan Gamis dan celana panjang. Namun seiring berjalan nya waktu
banyak juga pemain Marawis atau Group Marawis yang dimainkan oleh kaum
perempuan muda atau Ibu – Ibu yang masih mau menjaga dan melestarikan
kebudayaan Betawi.
Di
kesempatan ini kita akan membahas salah satu Group Marawis dari kecamatan Tanah
Abang, Jakarta Pusat. Para pemain pun diambil dari 7 kelurahan yang terdapat di
kecamatan Tanah Abang. Seperti kebanyakan kita semua tahu, Tanah Abang adalah
salah satu daerah di Jakarta yang domisili masyarakat Betawi dan Betawi – Arab
yang masih ada dan masih memegang teguh nilai sejarah dan nilai budaya. Baik
kalangan muda, laki – laki atau perempuan, Ibu – ibu atau Bapak – bapaknya
masih memegang teguh budaya dan adat istiadatnya. Ummu Zahra adalah salah satu
group Marawis Ibu – Ibu dari Tanah Abang yang ikut melestarikan budaya Marawis
ini. Group yang berdiri sejak tahun 2005 ini di pimpin oleh Ibu HJ. Hilda Agus
yang juga asli keturunan Betawi yang sedari kecil berdomisili di Tanah Abang,
dengan mengumpulkan teman – teman penggajian nya, dia membentuk Group Marawis “
Ummu Zahra “ beranggotakan 13 orang pemain. Group yang berkembang dari nol
hingga sekarang menjadi terkenal ini berawal dari kecintaan terhadap adat. Dari
modal yang dimiliki pribadi hingga sekarang berkembang menjadi maju dan pentas
di berbagai kesempatan. Adalah Abdullah Rifky Alaydrus alias kiki, pemuda
keturunan Arab – Betawi yang dari awal mengajarkan Ibu – Ibu ini cara memainkan
alat musik Marawis. Hingga sekarang sudah me masyarakat.
Adapun
para anggota dari Marawis “ Ummu Zahra “ adalah :
Ø Ibu
Hj. Hilda Agus : Marawis
Ø Ibu
Taty Suharty Djemani : Marawis
Ø Ibu
Acih Anhar : Hajir
Ø Ibu
Mufidah : Marawis
Ø Ibu
Faizah : Marawis
Ø Ibu
Hamimah : Dumbuk
Ø Ibu
Ropimah : Solis
Ø Ibu
Fathimah : Marawis
Ø Ibu
Lia : Balqis
Ø Ibu
Iis : Marawis
Ø Ibu
Yati : Marawis
Ø Ibu
Siti Hendra : Marawis
Ø Ibu
Dahlia : Marawis
Marawis
yang telah tampil dalam berbagai acara ini memberikan banyak inspirasi bagi
kalangan muda betawi di Tanah Abang. Harapan mereka adalah kalangan muda betawi
di Jakarta pada umumnya dan Tanah Abang pada khususnya mau ikut memberikan
sumbangsih demi keberadaan adat istiadat mereka sebagai warga Betawi. Mereka
pun masih rutin latihan di tiap minggunya pada hari senin guna mengasah
kemampuan mereka memukul alat musik khas daerah kebanggan mereka. Kepolosan dan
keceriaan dari Ibu – Ibu ini kala pentas dan latihan membuat mereka bisa
bersama – sama di dalam group ini dalam suka dan duka.
Menurut
salah seorang anggota , Ibu Faizhah menuturkan “ Ini salah satu cara kami, Ibu
– Ibu Tanah abang melestarikan budaya kami, kami juga tidak mau kalah dengan
budaya yang ada di luar betawi yang berkembang juga.”
Menurut mereka ,
pengalaman yang mereka terima selama bertahun – tahun bersama adalah hal yang
sangat berharga.
Sementara
menurut Kiki , pengajar Marawis menuturkan “ Dulu sewaktu saya ditawarkan
mengajar saya kaget, apakah benar ibu – ibu ini mau belajar dan apakah mereka
akan konsisten, tapi ternyata seiring berjalan nya waktu dan dengan gemblengan
pendidikan yang cukup kuat, kini kami semua memetik hasil yang luar biasa, banyak
panggilan untuk mengisi acara dan kami juga bekerja secara professional.
Walaupun saya sendiri seperti anak mereka, tapi kala mengajar mereka mengerti
seberapa saya harus keras terhadap mereka.”
Begitu banyak adat yang
ada di unsur dasar masyarakat Betawi yang bisa kita kupas dan kita telaah. Dari
makanan, minuman, rumah adat dll. Ini hanya satu dari sekian banyak adat yang
dimiliki.
Adat
istiadat adalah salah satu hal yang memang menjadi bagian dari tiap unsur
manusia di muka bumi manapun. Karena adat istiadat yang membuat kita mengenal
jati diri kita dan ikut melestarikan tiap – tiap adat istiadat daerah masing –
masing. Mari kita lestarikan adat istiadat daerah kita masing – masing. Kita
dan generasi penerus kita lah yang akan nantinya mengemban tugas guna
melestarikan adat istiadat jangan sampai tenggelam di telan kemajuan jaman yang
melupakan dasar manusia sebagai manusia yang memiliki unsur budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar