Kamis, 25 Oktober 2012

Kesenian Betawi


Macam-macam Kesenian Betawi

topeng-betawi.jpgfoto2331.jpgLENONG1.JPGquicchote_ondel_ondel1.jpgIMG_2379.jpgtanjidor.jpgSifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.

Berbagai kesenian tradisional Betawi dapat berkembang dan digemari oleh masyarakat luas, bukan hanya masyarakat Betawi.

Kesenian Betawi tersebut antara lain :

1. Lenong
2. Topeng Blantik.
3. Tari Topeng,
4. Ondel-ondel,
5. Tari Ronggeng Topeng
6. dan lain-lain

Seni suara dan seni musiknya adalah :

1. Sambrah,
2. Rebana, marawis
3. Gambang kromong,
4. Tanjidor dan sejenisnya





Salah satunya yaitu Marawis :

MARAWIS UMMU ZAHRA
Jakarta 15 Oktober , Negara kita adalah negara yang terdiri dari berbagai macam unsur budaya , bahasa dan kesenian yang melebur menjadi satu di dalam kesatuan Negara Indonesia. Dan sebagian besar budaya yang ada dan berkembang di Indonesia adalah hasil akulturasi dari berbagai negara yang menjadikan Indonesia lebih kaya akan kesenian nya. Salah satu nya adalah kebudayaan Betawi. Betawi atau juga Batavia lebih dikenal sekarang sebagai Ibu Kota negara kita yaitu Jakarta.  


Di artikel ini , mari kita membahas salah satu unsur kesenian dari tanah Betawi yaitu Marawis. Marawis sendiri juga merupakan salah satu kesenian dari Timur Tengah yang juga dimiliki dan di kembangkan di tanah Betawi oleh orang – orang Betawi yang juga masih memiliki keturunan dari Timur Tengah, itulah mengapa unsur Timur Tengah begitu kental di budaya Betawi , karena peleburan budaya yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Selain berkesenian Marawis juga digunakan untuk mensyiarkan ajaran agama Islam di jaman dahulu, namun di jaman sekarang Marawis melebur menggabungkan kedua unsurnya. Dalam berbagai kesempatan di acara adat Betawi , entah itu pernikahan, sunatan atau acara yang memiliki unsur keagamaan di dalamnya dengan mudah kita akan menjumpai para pemain Marawis, hingga hari ini , di jaman modern ini adat istiadat masih dipegang teguh oleh masyarakat Betawi dimanapun. Marawis sendiri terdiri adas empat unsur alat musik , yaitu Hajir yang berupa gendang besar yang berdiameter 45cm dan tinggi 60 – 70 cm , lalu ada pula Dumbuk atau Jimbe gendang berbentuk seperti dandang dan memiliki perbedaan diameter di kedua sisi nya , lalu Marawis yaitu gendang kecil yg berdiameter sekitar 20cm dan paling banyak di mainkan oleh anggota group, dan yang terakhir adalah Balqis sejenis kecrekan yang memeriahkan musik Marawis kala dimainkan. Di Marawis sendiri terdiri dari beberapa jenis musik yang biasa di mainkan yaitu Zapin , Sarah dan Zahefah. Kegunaan tiap – tiap jenis musik pun berbeda, untuk musik Zapin lebih memiliki unsur kegembiraan di dalam nya, juga digunakan untuk mengiringi Shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Musik dan tempo Zapin juga tidak terlalu menghentak hingga terdengar indah dan lembut. Unsur musik Sarah digunakan untuk acara pernikahan saja. Dan yang terakhir adalah Zahefah lebih digunakan untuk majlis – majlis yang di adakan oleh berbagai kalangan. Musik yang dimainkan oleh group yang beranggotakan minimal 10 org ini dan tiap – tiap orang memainkan alat musik satu dan bernyanyi ini ada untuk membangkitkan semangat bagi orang – orang yang hadir di acara tertentu. Biasanya Marawis dimainkan oleh kaum laki – laki dengan menggunakan Gamis dan celana panjang. Namun seiring berjalan nya waktu banyak juga pemain Marawis atau Group Marawis yang dimainkan oleh kaum perempuan muda atau Ibu – Ibu yang masih mau menjaga dan melestarikan kebudayaan Betawi.
Di kesempatan ini kita akan membahas salah satu Group Marawis dari kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Para pemain pun diambil dari 7 kelurahan yang terdapat di kecamatan Tanah Abang. Seperti kebanyakan kita semua tahu, Tanah Abang adalah salah satu daerah di Jakarta yang domisili masyarakat Betawi dan Betawi – Arab yang masih ada dan masih memegang teguh nilai sejarah dan nilai budaya. Baik kalangan muda, laki – laki atau perempuan, Ibu – ibu atau Bapak – bapaknya masih memegang teguh budaya dan adat istiadatnya. Ummu Zahra adalah salah satu group Marawis Ibu – Ibu dari Tanah Abang yang ikut melestarikan budaya Marawis ini. Group yang berdiri sejak tahun 2005 ini di pimpin oleh Ibu HJ. Hilda Agus yang juga asli keturunan Betawi yang sedari kecil berdomisili di Tanah Abang, dengan mengumpulkan teman – teman penggajian nya, dia membentuk Group Marawis “ Ummu Zahra “ beranggotakan 13 orang pemain. Group yang berkembang dari nol hingga sekarang menjadi terkenal ini berawal dari kecintaan terhadap adat. Dari modal yang dimiliki pribadi hingga sekarang berkembang menjadi maju dan pentas di berbagai kesempatan. Adalah Abdullah Rifky Alaydrus alias kiki, pemuda keturunan Arab – Betawi yang dari awal mengajarkan Ibu – Ibu ini cara memainkan alat musik Marawis. Hingga sekarang sudah me masyarakat.
Adapun para anggota dari Marawis “ Ummu Zahra “ adalah :
Ø  Ibu Hj. Hilda Agus : Marawis
Ø  Ibu Taty Suharty Djemani : Marawis
Ø  Ibu Acih Anhar : Hajir
Ø  Ibu Mufidah : Marawis
Ø  Ibu Faizah : Marawis
Ø  Ibu Hamimah : Dumbuk
Ø  Ibu Ropimah  : Solis
Ø  Ibu Fathimah : Marawis
Ø  Ibu Lia : Balqis
Ø  Ibu Iis : Marawis
Ø  Ibu Yati : Marawis
Ø  Ibu Siti Hendra : Marawis
Ø  Ibu Dahlia : Marawis
Marawis yang telah tampil dalam berbagai acara ini memberikan banyak inspirasi bagi kalangan muda betawi di Tanah Abang. Harapan mereka adalah kalangan muda betawi di Jakarta pada umumnya dan Tanah Abang pada khususnya mau ikut memberikan sumbangsih demi keberadaan adat istiadat mereka sebagai warga Betawi. Mereka pun masih rutin latihan di tiap minggunya pada hari senin guna mengasah kemampuan mereka memukul alat musik khas daerah kebanggan mereka. Kepolosan dan keceriaan dari Ibu – Ibu ini kala pentas dan latihan membuat mereka bisa bersama – sama di dalam group ini dalam suka dan duka.
Menurut salah seorang anggota , Ibu Faizhah menuturkan “ Ini salah satu cara kami, Ibu – Ibu Tanah abang melestarikan budaya kami, kami juga tidak mau kalah dengan budaya yang ada di luar betawi yang berkembang juga.”
Menurut mereka , pengalaman yang mereka terima selama bertahun – tahun bersama adalah hal yang sangat berharga.





Sementara menurut Kiki , pengajar Marawis menuturkan “ Dulu sewaktu saya ditawarkan mengajar saya kaget, apakah benar ibu – ibu ini mau belajar dan apakah mereka akan konsisten, tapi ternyata seiring berjalan nya waktu dan dengan gemblengan pendidikan yang cukup kuat, kini kami semua memetik hasil yang luar biasa, banyak panggilan untuk mengisi acara dan kami juga bekerja secara professional. Walaupun saya sendiri seperti anak mereka, tapi kala mengajar mereka mengerti seberapa saya harus keras terhadap mereka.”
Begitu banyak adat yang ada di unsur dasar masyarakat Betawi yang bisa kita kupas dan kita telaah. Dari makanan, minuman, rumah adat dll. Ini hanya satu dari sekian banyak adat yang dimiliki.
Adat istiadat adalah salah satu hal yang memang menjadi bagian dari tiap unsur manusia di muka bumi manapun. Karena adat istiadat yang membuat kita mengenal jati diri kita dan ikut melestarikan tiap – tiap adat istiadat daerah masing – masing. Mari kita lestarikan adat istiadat daerah kita masing – masing. Kita dan generasi penerus kita lah yang akan nantinya mengemban tugas guna melestarikan adat istiadat jangan sampai tenggelam di telan kemajuan jaman yang melupakan dasar manusia sebagai manusia yang memiliki unsur budaya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar